Tag Archives: Indoxxi

Review Film: Ashfall

Review Film: Ashfall . Kalimat “momen awal tak mesti selalu sempurna” mungkin layak saya berikan pada film Ashfall, salah satu film kebencanaan vulkanologi pertama yang saya tonton dari Korea Selatan. Sebagai penggemar film bencana terutama vulkanologi, saya sempat merengut di bagian-bagian awal Ashfall. Namun seiring cerita berjalan, film ini mampu membuat saya cukup betah duduk menghabiskan 128 menit di bioskop Nonton Indoxxi Online. Ashfall mengisahkan perjuangan sekelompok tim yang ditugaskan oleh Pemerintah Korea Selatan untuk mencegah letusan besar Gunung Baekdu. Gunung ini diramal akan erupsi dalam tiga letusan besar, yang bila tak dibiarkan akan merusak sebagian besar Semenanjung Korea.

Dalam menjalankan misi, rencana gila dilakukan oleh Pemerintah Korea, salah satunya adalah menggunakan bahan senjata nuklir Korea Utara untuk mencegah ledakan Gunung Baekdu terjadi. Ashfall dibuka dengan segala efek kekacauan yang menurut saya “lebay” untuk skala bencana sesuai ceritanya. Agaknya Lee Hae-jun dan Kim Byung-seo sebagai sutradara ingin memulai film dengan megah dan heboh, yang menurut saya justru terkesan norak. Namun saya cukup memahami alasan menampilkan segala kekacauan bak kiamat di awal Ashfall, mengingat latar cerita film ini adalah letusan Gunung Baekdu yang keramat bagi masyarakat Korea.

Gunung Baekdu mungkin seperti Gunung Merapi bagi masyarakat Yogyakarta atau Gunung Agung bagi masyarakat Bali. Peran Gunung Baekdu sesakral itu. Maka wajar sebenarnya, bila melihat dari kacamata sosial-budaya juga riwayat vulkanologi, masyarakat Korea begitu panik seolah kiamat telah terjadi ketika Gunung Baekdu meletus dengan masif. Terakhir kali meletus besar atau pada 946 Masehi, gunung yang ada di perbatasan Korea Utara dan China itu mampu melontarkan 100-120 kilometer kubik atau setara 35-42 ribu ton material vulkanik dari perutnya dan menimbulkan kerusakan besar hingga mengubah iklim.

Namun setelah ragam aksi laga yang berbalut efek visual bencana yang amat ‘penuh’ di awal, Ashfall mulai lebih ‘tenang’ dan berjalan selayaknya film drama pada umumnya. Dari titik ini, saya mulai terkoneksi dengan film yang dibintangi banyak aktor besar Korea Selatan tersebut.

Acungan jempol saya berikan kepada Lee Byung-hun yang berperan sebagai ‘pengkhianat’ Korea Utara, kemudian Ma Dong-seok yang cukup meyakinkan sebagai profesor, dan Ha Jung-woo yang mampu bertingkah konyol setelah beberapa film terakhir selalu mendapat karakter serius.

Bae Suzy, meski dalam film ini tak memiliki peran signifikan dan nyata terlihat hanya sebagai pemanis, setidaknya sudah menjalankan tugas itu dengan cukup baik. Tanpa Suzy, film ini jelas akan amat terasa maskulin dan membosankan.

Segala hal itu lah yang membuat Ashfall menjadi film kebencanaan dengan paket paling komplit sekaligus ‘penuh’ yang pernah saya lihat, terlepas dari awal norak dan membuat saya tanpa sadar berujar “nanaonan ieu” di dalam bioskop yang gelap.