Tag Archives: Film Korea
4 Film Korea Romantis Ini Bisa Bikin Kamu Baper
4 Film Korea Romantis Ini Bisa Bikin Kamu Baper – Industri perfilman Korea Selatan tidak kalah keren dengan dramanya. Sudah banyak film bergenre romantis yang rilis dengan beragam emosi yang ditampilkan seperti bahagia, kecewa, dan sedih. Alur ceritanya pun tidak kalah bagus dengan drama.
Film Korea ini juga bisa membuat kamu baper karena adanya beberapa adegan romantis. Selain itu, film ini juga bisa jadi alternatif bagi kamu yang bosan dengan genre film horor atau action.
1. My Bossy Girlfriend
Film My Bossy Girlfriend rilis pada 4 Desember 2019 lalu dengan durasi 100 menit. Diisi aktor-aktor tidak kalah bagus yaitu Lee Elijah, Ji II-Joo, Heo Jeong-Min dan masih banyak lagi. Film ini mengisahkan percintaan antara seorang lelaki yang pemalu dengan seorang gadis yang tidak sabaran. Mereka bertemu di festival unversitas, tempat orang-orang mencari pasangan.
2. On Your Wedding
Film yang disutradarai Lee Seok-geun rilis pada 22 Agustus 2018 lalu dengan durasi 110 menit. Mengisahkan seorang laki-laki yang bertahun-tahun mencintai sahabatnya sejak SMA hingga mereka dewasa. Masalah mulai muncul ketika ada laki-laki lain yang menyusup di antara mereka. Akhir dari kisah mereka cukup menyedihkan.
3. Crazy Romance
Menceritakan Jae Hoon yang gagal menikah karena dicampakkan tunangannya dan belum bisa move on. Di sisi lain, Sung Young baru saja putus dari pacarnya yang selingkuh. Di tengah suasana patah hati, mereka pun bertemu. Kemudian, mereka saling mengobrol tentang percintaan. Walaupun Jae Hoon dan Sung Young sering terlibat pertengkaran tetapi mereka saling peduli satu sama lain. Film Crazy Romance tayang di Streaming movie indoxxi pada 2 Oktober 2019 dan tayang di Indonesia pada 6 November 2019 dengan durasi 109 menit.
4. Shall We Do It Twice (Love, Again)
Film ini disutradarai oleh Park Yong-jib dengan durasi 112 menit. Rilis pada 17 Oktober 2019 lalu. Mengisahkan Hyun Woo dan Sun Young yang merupakan mantan suami istri. Saat Hyun Woo sedang menikmati masa lajangnya, suatu hari sang mantan Istri, Sun Young, datang kembali ke hidupnya. Sun Young terlihat bersama pacar barunya.
Review Film: Ashfall
Review Film: Ashfall . Kalimat “momen awal tak mesti selalu sempurna” mungkin layak saya berikan pada film Ashfall, salah satu film kebencanaan vulkanologi pertama yang saya tonton dari Korea Selatan. Sebagai penggemar film bencana terutama vulkanologi, saya sempat merengut di bagian-bagian awal Ashfall. Namun seiring cerita berjalan, film ini mampu membuat saya cukup betah duduk menghabiskan 128 menit di bioskop Nonton Indoxxi Online. Ashfall mengisahkan perjuangan sekelompok tim yang ditugaskan oleh Pemerintah Korea Selatan untuk mencegah letusan besar Gunung Baekdu. Gunung ini diramal akan erupsi dalam tiga letusan besar, yang bila tak dibiarkan akan merusak sebagian besar Semenanjung Korea.
Dalam menjalankan misi, rencana gila dilakukan oleh Pemerintah Korea, salah satunya adalah menggunakan bahan senjata nuklir Korea Utara untuk mencegah ledakan Gunung Baekdu terjadi. Ashfall dibuka dengan segala efek kekacauan yang menurut saya “lebay” untuk skala bencana sesuai ceritanya. Agaknya Lee Hae-jun dan Kim Byung-seo sebagai sutradara ingin memulai film dengan megah dan heboh, yang menurut saya justru terkesan norak. Namun saya cukup memahami alasan menampilkan segala kekacauan bak kiamat di awal Ashfall, mengingat latar cerita film ini adalah letusan Gunung Baekdu yang keramat bagi masyarakat Korea.
Gunung Baekdu mungkin seperti Gunung Merapi bagi masyarakat Yogyakarta atau Gunung Agung bagi masyarakat Bali. Peran Gunung Baekdu sesakral itu. Maka wajar sebenarnya, bila melihat dari kacamata sosial-budaya juga riwayat vulkanologi, masyarakat Korea begitu panik seolah kiamat telah terjadi ketika Gunung Baekdu meletus dengan masif. Terakhir kali meletus besar atau pada 946 Masehi, gunung yang ada di perbatasan Korea Utara dan China itu mampu melontarkan 100-120 kilometer kubik atau setara 35-42 ribu ton material vulkanik dari perutnya dan menimbulkan kerusakan besar hingga mengubah iklim.
Namun setelah ragam aksi laga yang berbalut efek visual bencana yang amat ‘penuh’ di awal, Ashfall mulai lebih ‘tenang’ dan berjalan selayaknya film drama pada umumnya. Dari titik ini, saya mulai terkoneksi dengan film yang dibintangi banyak aktor besar Korea Selatan tersebut.
Acungan jempol saya berikan kepada Lee Byung-hun yang berperan sebagai ‘pengkhianat’ Korea Utara, kemudian Ma Dong-seok yang cukup meyakinkan sebagai profesor, dan Ha Jung-woo yang mampu bertingkah konyol setelah beberapa film terakhir selalu mendapat karakter serius.
Bae Suzy, meski dalam film ini tak memiliki peran signifikan dan nyata terlihat hanya sebagai pemanis, setidaknya sudah menjalankan tugas itu dengan cukup baik. Tanpa Suzy, film ini jelas akan amat terasa maskulin dan membosankan.
Segala hal itu lah yang membuat Ashfall menjadi film kebencanaan dengan paket paling komplit sekaligus ‘penuh’ yang pernah saya lihat, terlepas dari awal norak dan membuat saya tanpa sadar berujar “nanaonan ieu” di dalam bioskop yang gelap.